Friday, 3 October 2014

One Piece chapter 762 "White City"


RILIS 03102014
Chapter ini diawali dengan full flashback Law dengan Donquixote Family.
Scene masih diawali di Kota Spider Miles, tepatnya di markas Donquixote Family. Sudah sekitar seminggu semenjak Law bergabung. Disana kita bisa menyaksikan keharmonisan sebuah keluarga. Dalam sebuah meja makan besar, mereka semua tengah duduk sambil menyantap makanan-makanan mewah yang ada disana dengan Pizza super besar sebagai menu utama, yah semua anggota Donquixote Family kecuali ketiga
cewek ini. Monet, Sugar, dan Violet yang memang belum bergabung. Vergo mungkin sedang berada disuatu tempat. Mengingat setahun setelah ini dia menyusup menjadi anggota Marine jadi dia harus betul-betul menyembunyikan statusnya sebagai seorang penjahat. Itulah mungkin sebabnya dia tak bisa selalu berkumpul bersama mereka. Katakan saja dia anggota rahasia Donquixote Family.

Law yang masih anggota baru hanya berdiri menyaksikan mereka makan. Pakaian dan tubuhnya juga dipenuhi Luka akibat selama seminggu ini terus terusan mencoba membunuh Corazon karna dendamnya telah dilempar dulu, namun selalu berakhir kalah.

Umur Donquixote Family saat itu dari yang paling tua sampai termuda (Berdasarkan umur yang sekarang dikurangi 16)

Lao. G = 54 tahun
Jola = 45 tahun
Machvise = 36 tahun
Trebol = 33 tahun
Senor Pink = 30 tahun
Diamante = 29 tahun
Doflamingo = 25 tahun
Pica = 24 tahun
Corazon = 23/24 tahun
Gladius = 17 tahun
Buffalo = 14 tahun
Law = 10 tahun
Baby 5 = 8 tahun
Dellinger = Hitungan Bulan

Mereka benar benar terlihat beda dari yang sekarang. Lao G yang masih berotot namun tetap dengan pakaian konyolnya, Jola juga terlihat lebih ramping, Gladius yang super cool, sampai seorang Senor Pink pun tampil mempesona.

“Behehe! Ne, Nee, Law. Ini sudah hampir seminggu! Sudah merasa ingin pulang? Corazon benar-benar menghajarmu sampai babak-belur!” Ucap Trebol

“Bocah maupun dewasa keduanya sama saja, akan melarikan diri ketika mendapat kesempatan! Semua yang bertahan disini, hanyalah orang-orang kuat. Kira kira... Berapa lama lagi 'Kusogaki' tanpa kekuatan sepertimu bisa bertahan?” Sambung Diamante

“Tak peduli apapun yang terjadi, jangan lupakan 'Blood Rule'. Menghina seorang Eksekutif sama saja dengan menghina keluarga itu sendiri.” Perjelas Lao G

“Aku pernah menertawai Pica-sama sekali... Dan hampir mati selama menjalani siksaan yang mereka berikan padaku!” Ucap Buffalo

“Kyahaha.” Tawa renyah Baby 5

Meskipun semuanya mencoba membuat Law berhenti terobsesi pada Corazon, namun dia tetap keras kepala.

“Aku sama sekali tak takut... Aku pernah melihat 'Neraka' dengan mataku sendiri.” Ucap Law

“Fufufu... Lakukan saja sesukamu! Namun ingat ini Law, Corazon itu adikku yang berharga! Aku akan membawakan kematian pada siapa saja yang menyakitinya!” Senyum Doflamingo

Dan ditengah percakapan itu, Machvise tiba-tiba menyinggung tentang penampilan Law, “Kulitnya benar benar putih!”

“Itu Penyakit 'Amber Lead'” Sela Jola “Jika kita tertular maka berakhirlah sudah!!”

Suasana makan yang tadinya damai pun menjadi sedikit ricuh.

“Apaaa? Menular? Dasar menjijikan, enyahlah sekarang juga! Dasyun.” Teriak Buffalo

Law geram mendengar hal itu, karena tentang penyakit 'Amber Lead' yang dideritanya ini berkaitan dengan kisah pahit dimasa lalunya, namun sebelum keaadan semakin memanas, Doflamingo langsung bertindak.

BAM!! Dipukulnya meja dengan keras yang membuat Jola dan bayi Dellinger tersentak.

“Gyaaah.”

“Jola! Jangan menjadikan gosip sebagai fakta. Lihat! Buffalo jadi panik karena percaya padamu.”

”Penyakit Amber Lead itu adalah sejenis racun. Dan itu tak menular.”

“Pokoknya... Kau jangan dekat-dekat denganku! Aku tak ingin mengidap sesuatu seperti itu! Dasyun!” Bentak Buffalo

Percakapan ini menjadi semakin dalam. Dan kini Doflamingo pun bertanya beberapa hal pada Law mengenai kasus penyakit ini yang menimpa tempat tinggalnya.

“Apa masih ada orang lain yang selamat di Flavence?” Tanya Doflamingo kepada Law

“Entahlah, aku sibuk melarikan diri!” Jawab Law

“Bagaimana kau bisa lolos?” Tanya Doflamingo lagi

“Aku melewati perbatasan... Dengan bersembunyi dibalik tumpukan mayat!!” Jawab Law

Gladius yang tengah enak makan pun langsung mual ketika Law mengatakan hal itu, “Ugh! Oi! Kami sedang makan.”

Sementara Doflamingo semakin tertarik pada bocah ini, sambil tersenyum dia menanyakan satu hal terakhir, “Apakah itu yang membuatmu menjadi sangat pembenci?”

Dengan tatapan dingin dan wajah tanpa ekspresi bocah ini pun menjawab, “Aku tak lagi mempercayai apapun! Aku juga tak takut dengan kematian! Corazon! Kau sebaiknya jangan melarikan diri”

Corazon yang sedang makan pun sedikit tersentak.

“Aku pasti... Akan membalaskan dendamku padamu!” Seru Law

Melihat kelakuan Law yang kurang ajar, Baby 5 pun langsung menjitaknya, “Apa kau ini bodoh? Tidakkah kau mendengarnya tadi? Kalau kau melakukannya, kau akan disiksa. Kau akan mendapatkan 'Siksa Tusukan'. Jangan remehkan Bajak Laut!! Kau mungkin berpikiran hanya karna kau masih seorang anak-anak kau bisa menangis dan meminta maaf seperti tak terjadi apapun, kan?”

Kemudian Law berbalik dan melihatnya dengan tatapan menakutkannya yang membuat Baby 5 langsung menangis ketakutan dan berpegangan pada Buffalo. Scenario yang sama seperti saat Law diborgol diistana, kemudian dijitak dan dimarahi Baby 5. Lalu Law membalas dengan tatapannya yang membuat Baby 5 kembali menangis dipangkuan Buffalo.

----- One Piece Chapter 762 -----

Keesokan harinya, Anggota Donquixote sepertinya tengah menjalankan tugasnya. Lokasi Kemungkinan masih di sekitar 'Spider Miles'. Tapi mereka terlihat seperti sedang menjajah, menghajar orang-orang dan mengambil uangnya. Ada juga para Bajak Laut lain yang membuat daerah ini seperti sedang terlibat perang, tembakan peluru dan ledakan bom tersebar dimana-mana. Namun mereka terlihat sangat santai seolah seolah sudah terbiasa dengan situasi ini. Yah sepertinya merampok sudah jadi rutinitas mereka, itulah mengapa Law dilatih sangat keras untuk situasi seperti ini. Sambil terus menjajah, mereka pun berbincang-bincang tentang "White City" tempat tinggal Law itu.

“Sebenarnya White City tempat asal bocah itu apa?” Tanya Baby 5

“Seluruh negara Flavence dikenal dengan nama tersebut.” Jawab Gladius “Semua penduduknya kaya raya, di sepanjang Jalannya juga tampak seperti negeri salju dalam dongeng. Tanah, pepohonan, rerumputan, semuanya serba putih. Kudengar karena begitu indahnya, sampai membuatmu akan bertanya tanya apakah ini nyata atau bukan...”

“Uhhh...” Gumam Baby 5

“Dalam lapisan tanahnya mereka menemukan semacam Lead (Timah) yang dipanggil Amber Lead. Itulah yang membuat semuanya menjadi sangat magis. Mereka membuat berbagai macam hal dari Amber Lead itu. Peralatan makan, lukisan, pemanis, alat make up bahkan senjata. Pelanggan pelanggan dari seluruh belahan dunia berbondong-bondong untuk membeli barang berkualitas tinggi yang terbuat dari Amber Lead. Itulah bisnis utama Flavence. Pemerintah yang berpikiran tajam pun juga turut mengambil bagian dalam pengiriman produknya. Amber Lead menjadi sumber kekayaan tak terbatas Flavence.” Jelas Gladius

“Orang-orang memimpikan tinggal didalam Flavence! Mereka sangat iri!” Sambung Lao G

“Wah... Aku ingin kesana!” Ucap Baby 5

“Sayangnya... Sekarang sudah tak ada!” Sela Lao G

“Eh?” Gumam Baby 5

Sementara di markas, Doflamingo sedang tertidur. Sepertinya dia baru saja membaca sejarah tentang negara Flavence atau White City yang ternyata dituangkan dalam sebuah buku. Setelah membaca buku itu dia tertidur dengan wajah tertutup buku, kacamatanya dilepas.

----- One Piece Chapter 762 -----

“Sekitar 100 tahun yang lalu, sebelum bisnis Amber Lead dimulai. Pihak pemerintah melakukan penelitian terhadap keadaan geologis wilayah itu. Dan menemukan. Kebenaran dari 'Mineral' tersebut.” Ucap Lao G

“Kebenaran?” Heran Baby 5

“Racun!” Timpa Gladius

“Eh?” Sentak Baby 5

“Racun yang memiliki efek kecil Jika dibiarkan terkubur didalam tanah. Namun ketika kau menggali dan mengolahnya, mineral tersebut akan mulai menggerogoti tubuh manusia!” Imbuh Gladius

Mereka bercakap-cakap seperti ini ditengah peperangan.

“Karena dibutakan oleh kekayaan yang hampir tiada batas. Pemerintah dan Keluarga kerajaan di negri itu pun menyembunyikan kebenarannya. Dan orang orang disana, tanpa tahu menahu terus melanjutkan menambang mineral tersebut.”

“Yang mengerikan dari seluruh insiden ini. Adalah kenyataan bahwa racun ini juga berpengaruh terhadap keturunan. Sebagai contoh, seorang anak telah mengidap timah dalam tubuhnya. Anak dari si anak tadi akan mengalami masa hidup yang lebih pendek. Kemudian anak itu akan tumbuh hingga punya anak. Dan anak tersebut akan memiliki masa hidup yang lebih pendek lagi. Generasi demi generasi, kehidupannya akan semakin berkurang. Hingga akhirnya terlahir generasi seperti Law, yang akan mati sebelum beranjak dewasa!”

“Ketika dunia menyadari racun dari Amber Lead.. Semuanya sudah terlambat.”

→ Penyakit yang sangat mematikan! Mengenai generasi, disini dicontohkan generasi pertama mati dalam umur 70 tahun, generasi berikutnya dalam 50 tahun, selanjutnya 30 tahun, hingga sampai ke generasi terakhir dimana mereka tak akan mencapai umur untuk bisa punya anak. Dan musnahlah sudah!

“Kakek nenek, tua dan muda yang dipisahkan berdasarkan masa hidupnya, setiap generasi dari mereka akan mengalami penyakit itu dalam waktu yang bersamaan. Kulit dan rambut mereka akan mulai memutih tepat sebelum kedua matanya. Seluruh tubuh akan mulai terasa sakit. Pada akhirnya satu demi satu mulai meninggal. Dokter pun tak sanggup menghentikan penyakit ini.” Jelas Gladius

Baby 5 tampaknya terharu dan sedikit meneteskan air mata, “Begitukah cara semua penduduk di negri itu mati? Kasihan sekali!”

Machvise, Gladius, Lao G, Giolla, dan Baby 5 masih melanjutkan invasinya. Sementara dibelakang mereka Senor Pink menyusul dengan gaya renang di dalam tanah, “Tragedi sebenarnya baru saja dimulai!”

“Senor!” Ucap Baby 5

“Mengetahui semua orang yang berada di White City mengidap penyakit yang serupa. Para negara tetangga Flavence pun mulai beranggapan bahwa penyakit Amber Lead merupakan sebuah Epidemic (Wabah/penyakit menular) Mereka memblokir seluruh jalan keluar negeri itu! Kemudian mengkarantina White City”

“Para keluarga Kerajaan meminta bantuan pada pemerintah dunia dan melarikan diri secepat mungkin tanpa memperdulikan yang lainnya. Para Penduduk White City yang berharap mendapatkan pengobatan dan singgah ke negara lain malah diperlakukan layaknya monster yang lepas dari kandangnya. Karena ketakutan dan kesalahpahaman, mereka pun ditembak sampai mati.”

“Hal buruk yang ada didunia ini selalu saja ditutupi dengan gampangnya. Pada akhirnya, rasa sakit dari sebuah penyakit bukanlah sesuatu yang dapat dirasakan yang lainnya! Begitulah sifat manusia! Tapi Flavence tidak tinggal diam, ironisnya mereka memiliki banyak peluru lebih dari apa yang mereka butuhkan.”

“Akhirnya perang pun meledak! negara-negara bersenjata yang hanya karena alasan ganti rugi. Menyerang tanpa ampun! Sisanya terserah bagaimana kau membayangkannya!” Jelas Senor Pink

Scene beralih ke sisi seorang anak White City yang selamat dari peperangan itu, Law. Yang kini tengah merenung mengingat kejadian kelam yang menimpanya.

“Apa masih ada anak lainnya?”

Kejadiannya terjadi di tengah perang, Law beserta anak-anak sebayanya (Generasi terakhir) sedang mencari perlindungan dengan dipandu oleh seorang Sister/Biarawati yang penyakit Amber Lead nya sudah menyebar pada tahap pemutihan kulit.

“Law-kun! Kamu juga! Ayo!” Ajak sang Sister “Heitai-san bilang akan membiarkan anak-anak hidup”

“Sister! Adikku tengah sekarat, aku tak bisa meninggalkannya!” Ucap Law

“Oh, Lamie-chan... Kalau begitu kami akan menitipkanmu pada kapal selanjutnya... Yang akan kembali nanti.”

Namun teman teman Law berusaha mengajaknya.

“Law! Kau tak akan ikut? Ayo pergi bersama-sama!”
“Kamu bisa meminta mereka untuk menyelamatkan Lamie setelahnya”

Sementara seorang anak yang juga masih gerombolan teman Law menangis karena Ibu dan Ayahnya tewas, “Papa dan Mamaku mati! Tapi mereka menyuruhku untuk tetap hidup. Jadi aku harus hidup!”

“Lihat, Law-kun! Tak ada keputusasaan di dunia ini. Seseorang pasti akan datang memberikan pertolongan.”

Sementara disisi para orang dewasa, mereka mencoba memaksa masuk ke rumah sakit pusat yang ditutup karna para dokter sudah tak sanggup lagi menangani penyakit ini.

“Dokter! Tolong kami! Dokter!”

“Maafkan kami, tak ada lagi yang bisa kami perbuat.” Ucap si dokter lewat Denden Mushi

“Kami tak punya cukup dokter disini! Ataupun darah untuk ditransfer! Dan juga hal lainnya! Pasti ada sebuah cara untuk menghilangkan Amber Lead dari tubuh! Penyakit ini sendiri bahkan tidak menular! Kenapa pemerintah tidak menyebarkan kebenaran ini?” Ucap seorang yang berbicara dengan sang dokter lewat Denden Mushi

Sementara Law entah bagaimana sudah berada di rumah sakit ini mungkin karena dia anak dari dokter di rumah sakit ini. jadi punya Izin khusus untuk masuk. Dia sedang bersama adik kecilnya yang terbaring tak berdaya karena penyakit Amber Lead.

“Uuugh... Onii-chan... Tubuhku sakit... Dan mulai menjadi putih.” Ucap adik perempuan Law

“Bertahanlah sebentar lagi! Ayah adalah dokter terhebat di negeri ini. Dia pasti akan membuatmu baikan!” Ucap Law

“Kenapa diluar berisik sekali?” Tanya Lamie adik Law

Law sempat terkejut sambil memikirkan sesuatu yang bagus untuk menjawabnya, “Oh... Ada Festival! Kau tau Flavence selalu ramai!”

Kemudian Law mencari kedua orang tuanya, namun terkejut ketika mendengar suara tembakan.

Teringat akan kenangan bersama keluarganya.

“Operasi yang ini menggunakan pembuluh darah ini.” Tutur ayah Law yang sedang mengajarinya tentang dunia pengobatan

“Oh, aku ngerti!” ucap Law

“Onii-chan ayo pergi ke Festival!” Ucap Lamie dengan wajah penuh ceria

“Hanya 30 menit saja yah! Mama dan papa punya pasien sekarang.” Ucap sang mama

“Law, ayo pergi ke Festival!”

Suara dari Denden Mushi.

“2 orang yang terinfeksi berhasil dimusnahkan”

Law menangis karena orang yang tertembak itu adalah kedua orang tuanya.

“OKAA-SAAAAN~! OTOU-SAAAAN~!”

Tak hanya itu, Law yang mencari teman-temannya pun mendapati pemandangan buruk lagi.

Kata-kata sang Sister sebelumnya, “Lihat Law-kun! Tak ada keputusasaan di dunia ini! Seseorang pasti akan datang memberikan pertolongan.”

Namun apa yang dilihat Law adalah kebalikan dari kata-kata tersebut, dia merasakan keputusasaan, tak ada yang berniat menolong, orang-orang tadi yang bilang akan menyelamatkan anak-anak hanyalah pembohong semata. Kenyataannya yang dilihat didepan Law saat ini adalah tubuh tubuh teman-teman beserta sang sister yang sudah tergeletak tak bernyawa, “SISTEEEEER~~~!!”

Sang Sister meninggal, teman-temannya meninggal. Yang tersisa hanyalah kenangan tentang mereka.

"Ayo pergi bersama."
"Aku akan hidup."

Satu-satunya harapan tersisa hanyalah sang adik. Law pun segera menuju rumah sakit namun lagi-lagi dia menyaksikan pemandangan buruk. Rumah sakitnya terbakar bersama adiknya yang berada didalam.

“Rumah sakitnya! Lamie!”

Pikirannya kembali hancur, dia menangis sangat keras. White City/Flavence sendiri juga musnah dilalap si jago merah.

“Pada akhirnya White City, Flavence dihancurkan. Oleh tangan manusia!” Ucap Senor Pink

Baby 5 sangat terharu dan tak kuasa menahan tangis.

“Untuk seorang anak berusia 10 tahun mengalami hal seperti itu. Tentu saja akan membuat kepribadiannya menjadi liar.”

→ Cukup Ironis! Mereka (Donquixote Family) menceritakan cerita sesedih ini sambil mereka sendiri sedang menyerang orang-orang.

----- One Piece Chapter 762 -----

Kembali ke sisi Law, bocah yang telah dilanda keputusasaan mendalam, kini senyumnya telah menghilang, tatapannya begitu mengerikan, semua yang ada dipikirannya hanyalah balas dendam. Dan saat ini ada seseorang yang sangat ingin dia bunuh, dan targetnya itu sedang dalam posisi yang pas untuk dia serang.

“Ketemu kau... Corazon!”

Dengan pisau ditangan, Law pun menghampiri Corazon yang sedang membaca koran.

“Orang tuaku, adikku, teman temanku di akademi, Semuanya mati... Mengapa idiot sepertimu malah hidup? Aku hanya perlu menutup mulut. Tak akan ada seorang pun yang mencari tau... Siapa yang peduli jika dunia kehilangan satu orang bodoh!”

Jleb! Tusukan pisau Law kena telak ke tubuh Corazon sampai tembus. Corazon kesakitan, menengok ke arah Law. Law juga terus menahan pisaunya sekuat tenaga.

Namun nasib sial menimpanya, Buffalo tanpa sengaja melihat kejadian itu.

“Sial! Aku ketahuan.” Gumam Law

Buffalo Shock, “Dia melanggar "Blood Rule". Dia akan mendapat siksa tusukan... Dasyun. Aku harus memberitahukan ini pada tuan muda.”

Corazon ditusuk sementara Doflamingo sedang tertidur pulas, lagi-lagi sebuah ironi.

Bersambung...
Bagaimana kisah selanjutnya.....nantikan chapter 763

No comments:

Post a Comment

komentarlah dengan bijak, sesuai konten, no spam, dan tidak tinggalkan link aktif, thanks for reading :)